Monday, April 23, 2012

sepuluh tahun.....

Sudah 10 tahun.
Hari-hari telah kujalani sejak aku mengenal fakta kehilanganmu. Lihatlah aku sekarang, kadang-kadang aku bertanya apa akan sama jadinya seandainya kau masih ada. Tetapi, itu bukanlah suatu hal yang bijak untuk dipertanyakan, bukan? Aku tahu, maka kerap aku harus menepis tanya macam itu. Kau tahu jika aku membincangkan lagi tanya macam itu, itu artinya aku sedang merindukanmu. Aku hanya merindukanmu. Itu saja. Tapi kadang kerinduan akan hal yang jauh dan tak tergapai mengundang suatu kepedihan. Mungkin itu sebabnya tanya itu kerap menjelma. Akankah sama jadinya... Tapi itu tak penting lagi sekarang. Lagi pula jawabannya tak akan pernah ditemukan.

Aku begitu konyol, bukan? 
10 tahun itu cukup lama. Tapi waktu ternyata tak jua mampu hapuskan semua kepedihannya. Kadang ada semacam sesal, kenapa begitu sedikit kenangan yang kita punya? Sebenarnya, aku ingin bisa mengenangmu dengan lebih baik. Tapi memanglah begitu singkat waktu yang kita punya. Jadi aku bisa apa? Bagaimanapun, aku sudah belajar untuk hidup sendiri. Menghadapi hal-hal dan perasaan-perasaan sendiri. Aku terbukti bisa melakukannya. Meski mungkin dengan belum cukup baik. Yah, aku berharap bisa lebih kuat dari ini. Bisa lebih baik dari ini. Hanya aku belum sepenuhnya memahami kerapuhan-kerapuhanku sendiri. Itulah mengapa, aku benar-benar tak dewasa, bukan? Meski keadaan menuntutku demikian.

Apa yang akan aku katakan lagi sekarang? Aku tak tahu. Pada akhirnya, aku merasa sungguh konyol. Aku tetap saja tak bisa mengungkapkan seluruhnya, bukan? Pikiranku, perasaanku, tetap saja hanya milik diriku. Aku sungguh sendirian, bukankah begitu? Dalam hal ini, aku memang sendirian. Tak ada tempat berbagi, meski itu hanyalah secarik kertas atau seberkas halaman kosong, aku hanya bisa membaginya lewat kata-kata berliku yang serikali tak jelas ujung-pangkalnya dan tak mewakili apapun. Seperti yang tengah kutulis sekarang ini.

No comments:

Post a Comment