Thursday, May 31, 2012

build a home







There is a house built out of stone
Wooden floors, walls and window sills...
Tables and chairs worn by all of the dust...
This is a place where I don't feel alone
This is a place where I feel at home...
Cause, I built a home
For you
For me
Until it disappeared
From me
From you
And now, it's time to leave and turn to dust...
Out in the garden where we planted the seeds
There is a tree as old as me
Branches were sewn by the color of green
Ground had arose and passed it's knees
By the cracks of the skin I climbed to the top
I climbed the tree to see the world
When the gusts came around to blow me down
I held on as tightly as you held onto me
I held on as tightly as you held onto me...
Cause, I built a home
For you
For me
Until it disappeared
From me
From you
And now, it's time to leave and turn to dust...




- patric watson - build a home

Wednesday, May 30, 2012

Sahabat


Sahabat...

ingatkah kepadaku? kepada langit biru 15 tahun yang lalu?
Disana aku pernah bertanya kepadamu, mengapa dedaunan harus gugur dan di bawa angin berkelana?
Kau menjawab," karena mereka, memiliki jalan hidupnya sendiri..sama seperti kita. hargailah saat kau bertummbuh hijau dan sempurna...jalanilah ketika akhirnya angin membawamu jauh berkelana..."

.............................................................................................................................


Saat ini aku menapakkan kakiku selangkah kebelakang...
mencoba mengingat saat kau masih bersamaku
mencoba mengingat bahagianya tawa di musim panas dan hangatnya senyuman dimusim dingin

Mungkin saat ini, kau memang tak lagi ada.
Terlalu jauh berkelana..
Namun jika kau sejenak menghentikan langkah,
masih bisa kau dengar suara tawa bahagia pada langit biru disana..
Sisa sebuah kenangan paling berharga...yang tak pernah terlupa




Tulisan ini buat seorang sahabat yang aku tahu takkan pernah membaca, namun jika suatu saat kau membaca, aku ingin kau tahu sejauh apapun kakiku melangkah, aku takkan lupa..luasnya langit biru diatas sana.



B_ 31 May 12

my perfect May..

Aku meninggalkan Mei di sana, di depan pintu yang tersingkap separo.
Matanya berkaca-kaca membaca jejak langkahku yang perlahan tersapu hujan.
Ada sesak menyekap tapi dia tetap bertahan disana--tidak beranjak. 
Dia bilang, "pergi saja, aku tidak akan menahan."
Aku mengerti.
Selamat tinggal, Mei.
Semoga kau baik-baik saja, sampai saatnya kita dipertemukan lagi.


B_ 31 May 12

hey...

hey...
kamu yang selalu membaca semua catatan catatanku
mengikuti semua tulisanku...

aku merindukanmu...

B_ 30 May 12

Tuesday, May 22, 2012

Sukses itu relatif, gagal itu mutlak


Pernah merasa sukses nggak? Atau malah seringnya gagal terus-terusan? (Malang benar nasibmu ya nak…)
Menurut loe sukses itu kalo apa sih?
  • Kalo bisa menaklukkan hati orang yang loe suka, meski dengan muka loe yang pas-pas’an?
  • Kalo hasil kerjaan loe bisa dapet pujian bos loe yang paling galak, dekil, lugu, tapi Surti suka ?
  • Kalo blog loe dikunjungi ribuan orang trus pada coment, “wowww… keren abis postingannyaaa….!” Trus ujung-ujungnya bilang “kunjungi blog gw ya k4k4k…” Gitu??
  • Kalo loe bisa buat orang lain senyum gara-gara kamu? Badut dong loe? hehehe…
  • Kalo cita-cita loe tercapai? Meski cita-cita loe cuma pengen jadi polisi? Polisi tidur.
  • atau Kalo loe bisa puas dan bangga atas apa yang pernah loe lakukan, meski kau harus mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra? *Ninja Hattori banget ya?*
Yah emang ukuran sukses orang itu beda-beda, ada yang merasa sukses kalo ini, ada yang merasa sukses kalo itu. Apa iniiiii apa ituuuuuu…. :)
Tapi kalo ditanya ke gw, “Loe sukses apaan her?”
Wowwwww….. banyak kaleeeeeeeeeee….. *sambil mikir*
Salah satunya yang buat gw bangga dengan kesuksesan gw adalah, gw sukses mempertahankan nomor HP gw dari pertama kali gw punya handphone.
Sampai sekarang gw masih bertahan dengan memakai nomer Indosat M3 gw, 08563500xxx (xxx yang gw maksud bukan brarti nomer telpon gw nomer bokep ya, tapi emang gw sembunyikan. Takut loe pada nelpon gw dan utang ke gw ntar :) )
Yah kenapa gw bertahan dengan nomer indosat itu selain karena gw cuinta C.U.I.N.T.A (kata d’bagindas) banget ama nomer itu, juga karena tarif murah keoperator lain dan di blackberry, gw juga bisa Internetan dengan kecepatan yang mak wusss…. dengan pake internet, apalagi sekarang ada indosat mobile di kartu Indosat yang bisa mendukung kebutuhan mobilitas kita dengan berbagai kelebihanya.
Bayangin ya, selama gw pake nomer Indosat M3 gw, setidaknya sudah berkali-kali gw sukses dipanggil interview kerja (interview doang tapi, keterimanya kerja sih nggak berkali-kali), nembak katakan cinta ke cewek yang gw suka (16 kali gw nembak cewek, puji Tuhan 18,5 kali gw ditolak) tapi bagi gw itu sukses banget lho, bahkan fantastis sekali. *hening* krik….krik….krikkk… *diiringi suara jangkrik doang*
Itu sih contoh salah satu sukses gw yang buat gw bangga lho. Yah setidaknya itu kan menandakan gw setia, tidak suka pindah-pindah ke lain hati :) Gimana nggak setia, pacar aja udah ganti berapa kali, no hp kok nggak ganti-ganti. hehehe…
Pokoknya pesen gw, nasi goreng pake telor 1 + es teh manis anget 1 *ups salah, maaf kumat ngawurnya* maksudnya, pesen gw : kalo mau sukses, loe harus punya 2 (dua) slogan ini :
“Anda Bagus, Saya Lebih Bagus!
Jadi kalo loe liat orang lain berhasil dan sukses, berarti loe juga bisa lebih sukses dan berhasil. Tapi jangan salah, ntar yang ada loe pakai slogan ini buat di mahligai pernikahan. Orang lain sukses punya istri 2 ntar loe pengen punya istri 5. Ya gawat! Yang ada loe sukses digebukin istri pertama loe. hehehe… Kecuali slogan ini loe terapkan buat pamer nomor HP loe, itu baru benerrr.  Orang lain merasa pake operator lain lebih bagus, tapi loe tetap bangga pake nomor *ehm* Indosat loe yang jelas-jelas lebih bagus. *ehm lagi* :)
“Aku Bisa Karena Aku Mau”
Kalo loe mau sukses suatu saat loe pasti bisa sukses. Kalo loe bisa sukses tapi loe nggak mau, ya sampai kapanpun loe nggak akan sukses. *jreng…jrenggg… Bisa juga ya gw ngomong bener. Abis makan apa ya gw tadi? hehehe…

Monday, May 21, 2012

dunia abu abu...


dulu aku sering bertanya mengapa matahari terbenam,
seiring waktu berlalu, baru kusadari bukan matahari yang terbenam.
Bumilah yang berputar,
meninggalkan surya yang terang berpendar..
menghindar dari biasnya yang menyilaukan,
lebih memilih kepada malam yang kelam


"Aku sahabatmu kan?" tanyaku padanya
"Kau meragukannya?" dia membalas pertanyaanku dengan sebuah pertanyaan
"Lalu, mengapa tidak mempercayaiku?"
Dia terdiam. Lama aku menunggu tapi tak kunjung kata keluar dari bibirnya

"Kau terlalu skeptis sayang" Kataku perlahan
"Dan kau tidak?" tanyanya balik
"Kau defensif" Balasku
"Aku hanya tidak ingin sakit lagi" ujarnya lirih
"Kau tak bisa terus-terusan begini..Jika seseorang menyakitimu, ngga berarti seluruh dunia ikut ambil andil sampai kau harus bersikap seperti ini" aku berucap hati-hati
"Dunia ini tidak seluruhnya putih, tapi juga tidak seluruhnya hitam.."ujarku kemudian
"Tapi bagiku dunia itu abu-abu..." akhirnya dia mengucap perlahan.

Air matanya jatuh membasahi sepatu putihnya
Aku terpaku
Dia tergugu
Dunia membisu


Bukan.
Dunia ini bukan hitam
bukan pula putih
jika mereka bilang dunia ini berwarna, dimana letak warnanya?
apa itu merah? ataukah biru?
bagiku dunia ini abu-abu...

_____________________________
tergoda untuk me-repost catatan ini... mengingat percakapan hitam putih kehidupan bersama my bro Willy.
_____________________________
_B_22 May 12

bukan aku ingkar...

we had a fight last night
and i called him mad
makes me feel so sad
and i’m so ashamed

(mocca - my only one.. )

pernah aku berjanji padamu, untuk tidak marah ketika kamu lelah
untuk tidak marah ketika banyak masalah

nyatanya...
itu sulit
tapi aku berusaha,.. meski kadang susah
meski kadang rasanya sulit menahan amarah

tapi aku berusaha
kupastikan itu
aku hanya sedang berproses,
bukannya aku ingkar..

pernah aku berjanji padamu, untuk tidak meninggalkanmu kala kamu sendiri
untuk selalu ada disampingmu kala kamu butuh

bukanny aku ingkar.... aku takut melukaimu lebih dalam..
everyday and everynight
i just wanna hold him tight
and make sure that everything stays night
and everyday and every night
to dream of him is much delight and know that
he’ll stay with me all the way



to my beloved brother... chad n wil

_B_22 May 12

Monday, May 14, 2012

peluk...

hanya sebentar tubuh kita saling terpaut, namun kata kata yang menggantung beku mulai mencair dan menglair kedalam darah kita masing-masing.
hatimu tahu, seperti hatiku pun tahu. nadi kita mendenyutkan pesan-pesan yang sudah menanti untuk bersuara.
inilah keindahan yang kumaksud. kejujuran tanpa suara yang tak menyisakan ruang untuk dusta.

sakit ini tak terobati dan bukan untuk diobati. dan itu jugalah keindahan yang kumaksud.
rasakan semua, demikianlah pinta sang hati. amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya.

dan inilah hatiku, pada tengah malam yang hening, bening. apa adanya.

hati-hati, lenganku melonggar, melepaskan tubumu. aku tahu aku telah dimengerti, meski sekali saja pelukanku.


.

.
.
.
aliran ini memecah . indah. meski kau berbalik pergi..


*one night in the stairs, when you want to leave me...

_B_ 15 may 12. HBD to me

Sunday, May 13, 2012

tak cukupkah...

aku tak tahu apa itu cinta,
yang ku tahu,
ketika melihat mu menangis,
hati ku juga ikut menangis.
tak cukupkah itu saja??


_B_ 14 May 12

hide

...dan kau tahu di mana kusembunyikan tangis itu?
di bawah hujan, kemarin sore...




_B_ 14 may 12

rindu

Sepi.
Senyap.
Hening.
Di luar sana langit masih bercengkrama dengan gerimis.
Aku sendiri.
Menengadahkan kepala menatap langit yang hitam.
Angin dan rinai berebut saling mendahului.
Riang, ringan dan resah.
Lalu, bayangan masa lalu melintas di sana.
Penuh canda, tawa diselingi duka.
Aku terngungu. 
Sesak dada ini seketika.
Tersadar, rindu itu melintas tiba-tiba...




*malam keempat, dan masih terjaga...


_B_ 13 may 12

I wish I could...


Menit demi menit berlalu tanpa terjadi apa-apa. 
Aku termanggu menatap layar monitor yang kini tampak berkabut.
Seperti menunggu bintang jatuh. Menit-menit itu berlalu tanpa sejenak jeda.
Aku masih menunggu disini. Menunggu kau berkata-kata. Bukan untuk sebuah puisi, bukan pula kata-kata cinta. Hanya demi sebuah ucapan selamat ulang tahun. Darimu, itu berarti sekali.
Namun sekali lagi, kau biarkan aku sendiri disini. 
Tergugu.


_B_ 13 May 12

I just want missed you


Jangan pergi. 

Betapa ingin ku ucapkan kata itu pada mu. Aku ingin kau tinggal lebih lama lagi, disini-bersama ku. Namun lidah terlalu kelu untuk berucap. Jika aku boleh berharap, aku ingin dapat menghentikan waktu. Aku tak ingin melihat matahari. Matahari baru, berarti hari yang baru. Hari yang baru, berarti akhir dari segalanya. Aku tak butuh hari esok. Sebab jika esok datang, artinya kau tidak akan ada lagi bersama mu.

Kenapa akhirnya harus seperti ini? Kenapa nasib tidak membiarkan mu tinggal lebih lama? Dan kenapa harus kau orangnya?
Aku menghirup udara yang terasa pekat dan menyesakkan ketika kau meninggalkan ku. Seolah udara itu menyusut, terbawa bersama mu. Aku tahu, di waktu-waktu ke depan tidak akan ada diri mu lagi di sini. Aku tidak akan melihat mu di sini, bercengkrama dengan sinisme yang kau tunjukkan. Aku benci itu, tapi tanpa sadar menikmatinya. 

Kau tahu, hati ku kini telah ku berikan pada seseorang dan kini orang itu akan membawanya pergi. Kau. Kau lah orangnya. Aku tak tahu kenapa harus kau? Tapi aku memang sangat menginginkannya. 

Kita saling mengenal dengan cara dan akhir yang tak terduga. Mungkin kau benar, seharusnya aku juga bersyukur, bisa bertemu dengan seseorang seperti mu. Dan jatuh cinta. Dan merasakan patah hati. Dan tegar menghadapinya. Sesuatu yang mengingatkan bahwa kini kita telah beranjak dewasa. Akhirnya aku tahu rasa tersiksa, ketika patah hati dan menikmatinya. Jadi, akhirnya memang harus begini. Tidak ada sesal.

Maka dari itu kita disini. Menikmati saat-saat terakhir bersama. Hanya kita berdua. Lalu membiarkannya tertinggal di masa lalu. Dunia kecil kita, dimana tak ada orang yang tahu. 

I just want missed you...

_B_ 13 May 12

time...

aku tahu,
suatu saat aku akan kehilangan kamu lagi,
dan bila saat itu tiba,
aku akan memasrahkan langkahku pada waktu,
membiarkan ia menyeret tawamu menjauh,
lalu menghapus jejak setelah kamu berbalik.
setelahnya aku hanya bisa berharap,
bahwa waktu akan mengembalikanmu kepadaku,
maka dari itu aku akan selalu disini,
mengeja barisan yang kosong setelah kamu tinggalkan.... 

Friday, May 11, 2012

aku bertemu Tuhan...


baru saja,
di simpang jalan aku bertemu Tuhan
berbincang sebentar, sekedar bertukar sapa,
sebelum melangkah pulang
kami berkelakar
tentang hidup yang kelewat sukar
tentang tepi langit yang mulai pudar
tentang keimananku padaNya yang tak pernah mengakar
damai, menyusup tulang sumsum
sampai sebuah sabda meletar telinga
masa, kataNya
;Tuhan tidak mengenal Tuhan
aku terbahak, tawa menggelegar
hingga nafasku tersengal. kupikir lagi-lagi Ia bercanda seperti biasa
namun Tuhan terdiam
-seperti biasanya bisu, setiap kali kita bertanya
lalu, sebuah kesadaran menamparku hingga terkapar
Tuhan memang jenaka, tapi Ia tak pernah bercanda
seolah gelap, menyekap
langit menantangku menjawab kebisuanNya.
Tuhan adalah Tuhan, bukan?
lantas mengapa Ia berkata, Ia bahkan tak mengenal Tuhan
lalu untuk apa aku pulang, tempat apa yang kutuju di ujung jalan
;rumah dengan kehangatan, ceruk tubuh menyimpan pengharapan.
bukankah telah kukenal dengan baik
arah rumah yang kutuju
di ujung jalan itu
bukankah telah kuhapal benar
segala kalam penunjuk jalan
ke rumah tujuanku
ataukah aku tak pernah benar-benar tau
mungkinkah pijar cahaya telah mengekalkanku dalam kebutaan
benarkah segala hal yang selama ini kuanggap sahih
namun Tuhan hanya diam,
-seperti biasanya bisu, setiap kali berjuta pertanyaan mengamuk dalam kepala
sekejap menghilang, Ia meninggalkanku sendiri
berayun-ayun memeluk kedua kaki.
langit masih gelap,
hitam. menantangku menjawab kesombongan
seakan menggeram
“bukankah kau tau segala yang kau pikir tau.”
kepalaku tercekat
di tanah ada jejak tanda Tanya yang mendekat
mengusikku yang tak mampu menjawab kesombonganku
sendirian
ditelanjangi rintik hujan, aku berayun
“lalu kemana aku harus pulang, Tuhan, aku hanya ingin pulang”
hujan menitik dari langit hitam
menangisiku yang merintih pilu
meraung lirih
hilang.



_B_ 12 May 12

Hilang Akal..

Ibu,
Malam tadi tadi aku mengigau
–Entah tentang apa
Kata temanku, aku hanya tertawa
Terbahak-bahak lantang
Seperti hilang
Akal. Lantas mulai tersedu-sedu
Menangis. Merintih. Menjerit. Meraung.
Pilu.
–Tanpa kata kata
Ibu,
Bahkan di dalam ketak-sadaranku, aku
Seperti hilang
Akal.



_B_ 12 May 12

I'm proud of you....

-------------------------------------------------------------------------------------

pada kenyataannya ku harus mengakui... aku bukanlah siapa siapa....
-------------------------------------------------------------------------------------

Terkadang kita buta
tak pandai memilih arah yang mana untuk melangkah

Terkadang kita bimbang
sulit memutuskan tempat untuk bertanya

Tapi terkadang kita selalu lupa akan tanda
bahwa pada dasarnya, persimpangan mana pun yang akan dilalui
pasti mempunyai nama
  
kita memilh untuk tersesat
dari pada menyadari kenyataan yang ada...


....................



Aku termenung di tempat ini. Tempat yang menjadi kenangan kita berdua. Huff...aku menghempaskan nafas begitu saja, tanpa jeda, tanpa kata. Yang ku pikirkan, kenapa masih berarak mendung di sini? Padahal banyak pelangi di ujung sana.

Aku menatap langit yang menjadi kelabu tiba-tiba. Awan-awan berlari dari gulungan hitam yang menyelimutinya. Aku menjadi gusar sendiri, kendati bara di hati belum jua menjadi padam. Padahal hawa terasa semakin menggigit.

Ah, ku rasa aku sudah mulai mati rasa. Rinai perlahan pun mulai turun dari penampungannya. Dan aku, masih belum beranjak dari tempat pertama ku berdiri. Awalnya terasa nikmat, sejuk dan dahaga lenyap seketika. Namun, ketika rinai itu berubah menjadi hujan, yang ku rasa aku kedinginan. Tapi tetap tak beranjak.

Entahlah apa yang ku pikirkan kini. Aku masih tak bergeming dari pucat yang memutih di kulit ku.  Tangan ku mengkerut. Semua terasa kasat. 

Ugh, bara itu belum juga memburam, yang ada hanya kesenyapan. Tidak itu percikan maupun kepulan. Hanya hampa...kosong...lengang...

Dan aku masih setia di sini....

...........................

ku biarkan bayangmu beranjak menjauh,
dan aku berdiri disini menatapmu--termanggu
...........................

dan pada akhirnya aku tetap tidak bisa menyalakan bara itu dihadapanmu, tak pernah mampu aku membakarmu hidup hidup meskipun aku ingin...
aku memilih diam, menelan semua bara yang aku ciptakan... panas? ya.. dan menyakitkan.

.
.
.
.
.
malam ketiga
.
.
dan aku masih terjaga,  tak pernah aku terbangun selama ini. 
alkohol ini pun belum mampu menumbangkanku... ahhh.. sudahlah... adakalanya kita datang dan ada waktunya kita pergi...

saat sayang dan cinta mulai terasa menyakiti, melepas adalah penawar....
.
.
.
.
I have to grow up, walk away and move on. 
Terima kasih sudah masuk ke dalam hidupku dan menjadi bagian dari cerita-ceritaku. You're so awesome and I never forget it!

............. I'll always taking care of you, don't be afraid, you were not my lil baby anymore, straighten up your face and be strong..... you already grow up.... i'm so proud of you......

choose your path... I'll be sitting watching you from the sideline,, to make sure that you okay.

I'm so proud of you.....


_B_ 12 May 12

Tuesday, May 8, 2012

An Email to My Blog


Hi Blog,

How are you doing? It's been two months since I came to the new place, and I miss you so much.

Many things I wanna tell, many stories I wanna share. The taxi driver, the poor man, the train, the bus, the new people whom I met, the feeling, the target, the score.....the meaning of it all.

The taxi driver impressed me on how he loves his family. He puts photos of his son and daughter on the steering wheel, thus he can smile whenever he got stress due to traffic or anything that makes him angry. Yeah, children (family) always be the first who keep us strong.

The poor man, the train, and the bus, I wish I could share you the stories in here, right now. But since I have only a little time writing this email to you, I'll see you next time with these stories. Now, I'm gonna tell you 'bout the people whom I met.

They are young, smart, energetic, and dynamic people. The environment is very good, hence I was motivated to learn and learn and always do the best I can. They give me spirit to grow and I'm proud to be part of them. So glad to be here, Alhamdulillah.

And do you know, Blog? They just remind me to them, friends I used to spend my time with. How I miss them, Blog, miss them so much. Even I miss little things such taking times together in the restroom, talking and laughing. Ooh.... Also I miss my time in a bus, transjakarta bus, with them. We went home together sometimes, had a joke or silly conversations while we were waiting for the bus to come. When will it happen again?Never, I thought, things will never be the same again. But, Blog, they and those memories will be in my heart, in my mind, always. I can say it for sure.

Then, what about the target and the score? Yup, both are just a number....I can have it a minimum score, median score, or even maximum. But for me, the most important is my intention on doing things to get it and how I define my achievement and my failure. May Allah bless me always.

Thanks for reading, Blog.

Regards,
-me

Menjadi Pria Sederhana


aku ingin menjadi pria sederhana untukmu.
sesederhana senja, tercipta indah di sore hari,
sesederhana gerimis, mencipta pelangi,
sesederhana rasa ini, tercipta hanya untukmu,
aku  ingin menjadi pria sederhana untukmu,

sesederhana senyum hangatmu saat pertama kali bertemu.

Monday, May 7, 2012

Love VS budget



  I used to think this way if you ask my opinion about love and money:

 "love" is nothing but a marketing scheme - there are no real emotions behind it anymore other than "Oh I love this person, what can I BUY them to show them"


I dont think theres a person left today that can truly explain the concept of "love" without tossing in something related to mass marketing. Products are designed to tell the other person what we're incapable of telling them ourselves
Why my answer is like that??? its just because right here right now, the only way for me to getting close to the person who I love with is just trought the money hahahah

but then a lot of my friends complain to me about it, thats make me start to thinking hmmmm for me love is more than matrealistic thing.

Materialism is always and it will always be materialism. No materialistic things can bring happiness to you are to your beloved ones. People are very much concerned about materialism and they are very much addicted towards these kind of things. This is the fact of the life and for this whom should be blamed. No one can be blamed cause the blamed will blame the other person and the chain continues for ever.



How to stop this chain which makes loves a materialistic thing ? Each and every single individual should take necessary steps to make love eternal, divine and for ever a state of happiness. People say meta physics would help and there have been poets like John Donne, Samuel Johnson and many others... In vain !!!!.



Love can never be defined as it is not a definite particle. Only definite particles can be defined and their shape can be said easily but that is not the case with that of love. Love is formless. Love has no definite shape. Love is shapeless and can pass till eternity.



Materialistic happiness is short term and you will never find any kind of happiness in it. So what is meant by materialism ? When money and other things related to money becomes a addiction, then your focus will only be on such few things and not on love. Love is something that can be expressed in any form. It can be expressed in only one form and that form is called love.



Leave all those materialistic things and come with open hands to embrace the loved ones like a mother.

Do all the stupid things and be yourself with your loved ones. Then you will know what a true love is and what is materialistic love.



Materialistic love is not something that will bring pleasure and happiness. So all your materialistic things from your mind cause it is highly impossible for us to leave the materialistic things for us.


Regards,

Freakkaito

I remember..


I remember back then.. At the time when I didn’t even know how to spell letters into words..
People said at that age we often kept unimportant yet significant emotional things at our sub-conscious. And when we grow up, forget many things, but the fragments somehow, suddenly appear when we least expected. As vivid as yesterday’s story…
She always travels a lot,
She didn’t really like being at home for a whole day..
But I manage to adapt..
It’s okay.. because there’s always that ritual..
The thing that I must do before she left early in the morning..
A simple Goodbye-wave..
Yes, only a wave.. It’s such a simple thing, so I am sure I would always have it..
She won’t go if I haven’t wave her goodbye..
I’m sure..
(or that is what I thought)

But that day, she was in a hurry..
So she left without that ritual..
When I realize that, she already left
I burst out into tears,
I yell many times (though I know she can’t listen)
Ask her to get back because I haven’t wave her goodbye yet
She just shouldn’t be leaving without me waving her goodbye..
She shouldn’t..
It’s just a simple thing..
She should know that..
But I guess she did not…
It’s such a long time since that day. I don’t know why i still remember it. But what I do know is that, few days a go I found myself again having that kind of feeling..
I thought it was just a simple request, they should let me have it
I’m sure..
So when I’m not,
Again, I burst into tears, no yelling this time,
Just awfully blaming..
That is when I remember that day as vivid as yesterday. I know there’s something wrong..
I guess it’s the way You remind me of that little mess inside of me right? :) Well, no one said that everything is perfectly fixed, not until everything is revealed.. Somehow, I know, it’s not right. I know there’s a bigger picture other than that simple thing. You have showed me much :)
Did you know that sometimes, people who felt that they can’t have things that other ordinary people have, often demand other people to substitute things that he/she can’t have? Sometimes it is an extreme demand, or sometimes just a simple thing. They want it all to be fulfill for that is what is fair for them. But actually all of that is an expression of blaming people for things that they can’t have in this world. For things that people do not have any responsible to..
Lord You showed me that I’m still selfish inside ..
You teach me one more time, to release that little fragment,
You made me see that I can’t blame people for simple things, they did not know, and even if they know, still, it’s a simple thing…
It can’t substitute anything. It’s me who need to change..
For every little things that I demand, let it just be a simple thing..
No more than that…
For I want to learn to accept my life sincerely…
Because I know that You are within me :)

Saya, dan cangkir kopi kedua


Jelang tengah hari. Saya beranjak ke pantry, menyeduh kopi. Meresapi aromanya. Segar. Menyeruputnya. Merasakan hangatnya menjalar di mulut dan kerongkongan.

 Ini adalah cangkir kopi kedua. Sebenarnya saya bukan pencinta kopi. Dan tidak pernah mengklaim bahwa saya pencinta kopi. Saya tidak pernah untuk sengaja mencari tahu berbagai informasi tentang kopi. Tidak pernah dengan sengaja berburu kopi dari berbagai daerah. Juga tidak terlalu sering nongkrong di coffee shop. Hanya saja, saya sering mengantuk sementara ada banyak hal yang ingin dikerjakan. Terlebih lagi, khusus untuk hari ini, semalam saya baru tertidur jam setengah tiga pagi. Bukan kebiasaan saya tidur larut, hanya kadang-kadang saja. Saya bukan orang yang kuat begadang. Itu sebabnya saya butuh kopi.

Kopi adalah minuman yang saya takpernah merasa bersalah untuk meneguknya. Sebab mama takpernah melarang saya minum kopi. Mama bahkan lebih membolehkan saya minum kopi dibandingkan minum teh, meski juga mewanti-wanti agar minum secukupnya saja, jangan berlebihan. Untuk hal ini, mama memiliki sebuah alasan khusus. Suatu kali Ia pernah mengatakannya. Namun saya lupa. Yang pasti, alasan yang dikemukakan mama membuat saya takpernah berkeinginan untuk menghilangkan kebiasaan minum kopi. Dulu, saya dan mama cukup sering minum kopi bersama. Biasanya di pagi hari. Kadang saya yang menyeduhkan untuknya. Kadang Ia yang menyeduhkan untuk saya. Dulu. Sebelum saya akhirnya memutuskan untuk merantau.

Saya meneguk beberapa kali. Masih hangat. Saya merasa hangat. Meski di luar jendela, matahari seperti sedang mengamuk.

Saya taktahu dan selalu lupa bertanya, apakah mama masih minum kopi, saat saya meneleponnya atau mama menelepon saya. Mama pun takpernah bercerita. Terakhir kali meneleponnya beberapa hari yang lalu, mama justru bercerita tentang susu kedelai yang kini ia minum setiap pagi. Ia meminta saya untuk juga meminumnya. Saya mengiyakan. Dan kini saya tengah mencari susu kedelai yang diminum mama. Mama bilang, banyak dijual di swalayan. Cari saja susu kedelai yang kemasan botol, katanya.

Saya kerap pulang sedikit agak malam dari kantor sehingga jarang mengunjungi swalayan. Satu-satunya minimarket yang cukup sering saya kunjungi pada pagi atau malam hari adalah minimarket merah yang terdapat di jalan besar di seberang jalan masuk ke tempat tinggal saya. Namun saya tidak mendapatkan susu kedelai itu dijual di sana. Kalau kamu menemukannya, kabari saya.

Hubungan saya dengan mama sebenarnya tidak terlalu dekat. Saya jarang menceritakan kegiatan ataupun masalah saya pada mama. Mama takpernah mengucapkan selamat ulang tahun di hari lahir saya. Saya pun baru tahu tempat dan tanggal lahir mama beberapa bulan lalu ketika sedang mengurus polis asuransi dan membutuhkan informasi tersebut. Saya menelepon mama, menanyakannya (dengan sedikit perasaan bersalah dan malu yang bercampur aduk). Mama menyebutkannya dengan nada sangat biasa. Dan sekarang, saya lupa lagi. Hanya ingat bulan lahirnya.

Dan sejujurnya, terutama dulu, hubungan saya dan mama sebenarnya lebih banyak diwarnai dengan perdebatan. Saya dan mama, dari dulu hingga kini, selalu memiliki sudut pandang yang berbeda tentang suatu hal. Dan dulu, di saat kemampuan saya dalam menjelaskan apa yang ada di hati dan pikiran saya masih terbatas, saya sering membantah ucapannya dan tidak mendengarkan larangannya. Mama menyampaikan apa yang menurutnya benar sementara saya mengerjakan apa yang menurut saya benar, dengan pemahaman akan kebenaran yang bertolak belakang.

Sehingga saya sering dicap keras kepala. Dan hemm… suka melawan.  Label terakhir itu sungguh menakutkan buat saya. Sebab suka melawan identik dengan durhaka. Dan anak durhaka tidak disukai Tuhan. Saya takingin dibenci Tuhan. Namun juga bingung menghadapi berbagai perbedaan sudut pandang dengan mama.

Meskipun begitu, saya punya ketergantungan unik pada mama. Nilai-nilai sekolah yang bagus saya dapatkan ketika dekat dengan mama. Menyerap pelajaran terasa begitu mudahnya. Saya juga takterlalu sulit mendorong diri untuk belajar.  Saya adalah anak yang mama takperlu bersusah-susah menyuruh belajar. Dan ketika saya (pernah) harus tinggal jauh dari mama, nilai-nilai saya menurun drastis. Saya sulit mencerna pelajaran di sekolah. Saya jarang mengerjakan pe-er, apalagi belajar. Saya hanya ingin bermain dan membaca komik. Sebab itu menyenangkan. Selama empat tahun tinggal jauh dari mama, ia mengunjungi saya sekali setahun, saat liburan. Dan selama kunjungan tersebut, saya dan mama takpernah berdebat. Kemana pun mama pergi, saya ikuti. Bahkan ketika hanya ingin sekedar pergi ke toilet.

Pertentangan saya dan mama makin menjadi hingga saya akan masuk universitas. Bila dekat, saya dan mama nyaris takpernah akur. Namun bila jauh, nilai-nilai sekolah saya terancam buruk. Ini membingungkan buat saya. Saya ingin jauh, agar kami taklagi berdebat. Saya letih. Dan takut dibenci Tuhan. Namun saya juga ingin dekat agar nilai-nilai saya selalu baik.

Dan akhirnya, saya memilih untuk jauh. Setiap malam, saya berdoa pada Tuhan untuk diluluskan di universitas di luar kota kelahiran saya, meskipun jurusannya bukan yang paling saya inginkan. Ini semata hanya untuk menyelamatkan hubungan saya dan mama. Dan saya tahu benar, saya akan jatuh bangun dalam mengejar pelajaran saya nantinya. Jauh dari mama. Di kota yang sama sekali belum pernah saya kunjungi.

Segera kemasi barang-barangmu, kata mama sesaat setelah saya menyampaikan bahwa saya lulus. Mama lalu menyiapkan hal-hal yang lainnya seperti keberangkatan, menghubungi keluarga di Jakarta, dan semacamnya. Datar. Seolah ini adalah peristiwa biasa. Dan memang perpisahan adalah peristiwa yang sudah biasa di keluarga kecil kami. Hingga suatu malam, saat saya tengah mengepak pakaian-pakaian saya, dari sudut mata, saya menangkap mama menghampiri dan berdiri di pintu kamar, memperhatikan kesibukan saya. Biasanya mama akan ribut memprotes cara saya mengepak barang-barang. Saya akui, belum pernah ada orang yang saya kenal yang lebih apik dari mama dalam mengepak barang.  Namun, sesaat kemudian, mama berlalu. Adik saya yang tengah menemani saya di kamar berbisik,

Kak, mama nangis.  


Saya menoleh ke arah adik. Sempat terdiam. Lalu perlahan, kembali meneruskan melipat dan memasukkan pakaian saya ke dalam tas.

                                                                            ***

Tentu, saat ini, semua keadaan semakin membaik, meski sudut pandang mama dan saya dalam melihat sesuatu masih tetap berbeda. Saya telah banyak belajar untuk mampu menyampaikan apa yang saya inginkan dan saya rasakan. Semua keinginan saya, impian saya (salah satu tema yang cukup sering saya bahas dengan mama, sebab mama pun memiliki keinginan atas masa depan saya), saya jelaskan. Dan pada akhirnya, mama selalu bilang, ya sudah, yang penting itu baik untukmu.

Kopi saya hampir dingin. Saya teguk sampai habis. Ini cangkir kopi kedua.




copyright from http://poetrybumi.blogspot.com/