Thursday, March 21, 2013

Dandelion's Promise

seperti biasa aku selalu melewati rentetan gedung-gedung perkantoran menuju tempatku bekerja, sebelum 3 hari yang lalu, aku tak pernah terlalu menaruh perhatian terhadap aktifitas yang ada di sekitaran tempat itu, hingga pada suatu pagi langkahku terhenti tatkala aku menedengar alunan lagu yang tak asing bagiku.

suara itu sempat mengentikan langkahku barang dua atau tiga detik, namun saat kucoba mendengarkan dengan seksama suara itu menghilang... ahh mungkin hanya ada dikepalaku saja. dan akupun beranjak dari tempat itu.

di hari kedua aku memperlambat langkah saat mendekati tempat itu, aku mulai memperhatikan suasana yang ada. baru kusadari kalau diantara gedung gedung besar itu terdapat beberapa toko kue, bunga dan beberapa toko kecil lainnya, aku mengamati sambil berlalu... berharap mendengar lagi nada nada tempo hari..

penggalan nada yang tak asing itu cukup mengusik hariku.... tiap kali ada waktu luang aku mencoba mencari tau lagu apa dan dimana aku pernah mendengarnya, sungguh akrab ditelingaku... musik yang membawa kenangan tersendiri bagiku...

hingga hari ketiga, aku mulai malas diusik oleh pertanyaan pertanyaan bodoh tentang lagu itu. namun siapa sangka saat aku melewati tempat itu, kembali aku diperdengarkan dengan musik yang sama, kali ini lebih jelas dan lebih lama... datangnya dari sebuah toko kue yang masih beraroma butter di seberang pedestrian tempat ku berdiri mematung sekarang..

"Dandelion's Promise" aku langsung mengenali lagu itu, itulah mengapa aku merasa sangat mengenalnya.. sangat akrab ditelingaku. sesaat aku merasa seperti dipeluk oleh kenangan... hangat.. dekat.. hingga aku bisa mencium aromanya... aroma tubuhmu.. aku bisa mendengarnya... gelak tawamu... tangismu... kerinduanmu dan kesedihanmu...

........
musik yang dilantunkan dalam versi violin itu mulai mendekati akhirnya.... aku memejamkan mata sejenak, tersenyum dan air mata ku menetes.

hai.. kau yang sangat menyukai lagu ini, apakabar dirimu sekarang? bahagiakah dirimu disana? 
aku menengadahkan kepalaku... menatap langit pagi yang cerah, dan manyapamu... sahabat terbaikku...




*) dedicated to my beloved friend : Alm. Ardiansyah Saputra . kawan aku telah mengukir setangkai dandelion di puncak Rinjani, untukmu, seperti janjiku.

No comments:

Post a Comment